Jumat, 15 April 2016

EYD - Soal Tentang Perbaikan Wacana Dengan EYD yang Tepat

  • Perbaiki wacana dibawah dengan EYD yang tepat!

Universitas dapatlah dikatakan sebagai suatu organisasi profesionil istilah organisasi memasukkannya dalam kategori yang sama dengan type organisasi lainnya seperti perusahaan paberik atau pun ketentaraan tetapi dengan menambahkan kata sifat profesionil universitas itu di  bedakan dari type organisasi tersebut tadi termasuk dalam kategori organisasi profesionil adalah rumahsakit atau asosiasi pengacara

Sifat khas organisasi profesionil adalah tujuan primer organisasi  itu hanya dapat dicapai oleh mereka yang mempunyai kualifikasi yang tertinggi dibidang ketentaraan untuk mencapai sasaran komandan mengerahkan anak buahnya dibidang  perusahaan produksi direktur mengerahkan buruhnya untuk mencapai hasil yang setinggi tingginya tetapi mendidik mahasiswa menyembuhkan pasien membela klien tidak dapat diserahkan kepada tenaga yang kurang pendidikannya ini harus dikerjakan oleh anggauta profesi yang mempunyai kwalifikasi tertinggi

  • Jawaban

Universitas dapat dikatakan sebagai suatu organisasi profesional. Istilah organisasi memasukkannya ke dalam kategori yang sama dengan tipe organisasi lainnya seperti perusahaan, pabrik, ataupun ketentaraan, tetapi dengan menambahkan kata sifat profesional. Universitas itu dibedakan dari tipe organisasi tersebut tadi,  termasuk dalam kategori organisasi profesional, adalah rumah sakit atau asosiasi pengacara.

Sifat khas organisasi profesional adalah tujuan primer organisasi.  Itu hanya dapat dicapai oleh mereka yang mempunyai kualifikasi tertinggi. Di bidang ketentaraan untuk mencapai sasaran, komandan mengerahkan anak buahnya. Di bidang  perusahaan produksi,  direktur mengerahkan buruhnya untuk mencapai hasil yang setinggi tingginya. Tetapi mendidik mahasiswa, menyembuhkan pasien, membela klien, tidak dapat diserahkan kepada tenaga yang kurang pendidikannya. Ini harus dikerjakan oleh anggota profesi yang mempunyai kualifikasi tertinggi.

Rabu, 30 Maret 2016

Jenis-Jenis Tanda Baca dan Fungsinya

Tugas Bahasa Indonesia 2 (Softskill)
Dosen : Lanie Okviana
Soal
Jelaskan fungsi-fungsi dari tanda baca dibawah ini :
1.    Tanda titik (.)
2.   Tanda koma (,)
3.   Tanda titik koma (;)
4.   Tanda titik dua (:)
5.   Tanda hubung (-)
6.   Tanda tanya (?)
7.   Tanda seru (!)
8.   Tanda kurung ( )
9.   Tanda garis miring (/)
10. Tanda petik ganda ("...")
11.  Tanda petik tunggal ('...')
12.  Tanda pisah (-)
13.  Tanda elipsis (...)
14. Tanda kurung siku [ ]
15.  Tanda ulang (2)
16. Tanda penyingkat (apostrof) (‘)

Jawaban
1.    Tanda titik (.) adalah tanda baca yang digunakan untuk menandai akhir dari sebuah
kalimat dalam berbagai bahasa. Tanda ini terdiri atas titik kecil yang ditempatkan di akhir suatu baris dari sebuah kalimat, seperti di akhir kalimat. Tanda titik juga digunakan dalam singkatan.
            Tanda titik juga digunakan sebagai representasi desimal di Amerika SerikatBritania Raya, dan negara lain yang menuturkan bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia, representasi desimal dilambangkan dengan koma.
2.   Tanda koma (,) adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip apostrof atau tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa jenis huruf menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak melengkung atau kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian lubangnya.

Tanda koma digunakan dalam banyak konteks dan bahasa, umumnya sebagai pemisah. Menurut Oxford English Dictionary, kata ini berasal dari bahasa Yunani: komma (κόμμα) yang berarti sesuatu yang dipotong atau klausa pendek.

3.   Tanda titik koma (;) adalah  tanda baca dengan beberapa penggunaan, terutama
untuk jeda pada kalimat dan pemotongan pada suatu daftar. Dalam bahasa Inggris, semicolon, istilah bahasa Inggris untuk tanda titik koma, digunakan secara umum mulai tahun 
1591Ben Jonson adalah penulis berbahasa Inggris terkemuka pertama yang menggunakan tanda ini dengan sistematis.

4.   Tanda titik dua (:) adalah tanda baca yang dilambangkan dengan dua titik berukuran sama yang diletakkan di tengah garis vertikal yang sama. Seperti halnya tanda baca lain, penggunaan tanda titik dua bervariasi antara berbagai bahasa dan bahkan pada bahasa yang sama pada periode yang berbeda. Sebagai aturan umum, tanda titik dua memberitahukan pembaca bahwa uraian setelah tanda ini memberi bukti dan menjelaskan, atau merupakan unsur dari apa yang sudah dijelaskan sebelum tanda tersebut.

5.   Tanda hubung (–) adalah tanda baca yang digunakan untuk menghubungkan dua kata atau memisahkan dua suku kata. Dalam standar ASCII, garis hubung memiliki nomor 45. Garis hubung juga digunakan untuk nama keluarga ganda (misalnya Camilla Parker-Bowles).

6.   Tanda tanya (?) adalah salah satu tanda baca yang digunakan untuk menandakan akhir kalimat pada kalimat pertanyaan. Dalam komputasi digital, simbol tanda tanya diwakili dengan kode ASCII 63 dan Unicode U+003F.

7.   Tanda seru (!) adalah tanda baca yang biasanya digunakan setelah suatu interjeksi atau kalimat seruan untuk menunjukkan perasaan atau suara tinggi dan sering menandai akhir suatu kalimat. Tanda seru umum ditemukan di berbagai bahasa dan sistem tulisan, meskipun dengan variasi makna dan simbol.

8.   Tanda kurung ( ) adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain. Tanda kurung umumnya digunakan untuk :

      1.    Mengapit keterangan atau penjelasan. Contoh:
      Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor
itu.
2.   Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan. Contoh:
      Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962.
      3.   Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
                 Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
      4.   Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Contoh:
                 Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.


9.   Tanda garis miring (/) adalah tanda baca yang berbentuk garis hampir vertikal yang bagian atasnya agak condong ke sebelah kanan dan bagian bawahnya ke sebelah kiri garis vertikal. Di Amerika Serikat, tanda ini disebut slash atau forward slash, sedangkan di Britania Raya disebut stroke.

10. Tanda petik ganda ("...") adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan untuk menandai ucapan, kutipanfrasa, atau kata. Tanda petik ganda pada umumnya digunakan untuk :

      1.    Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan
tertulis lain. Contoh:
                 "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!" " Saya takut," kata Udin.
      2.   Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh:
                 Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
      3.   Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh:
           Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
           Wayan adalah anak yang sangat "alay."
      4.   Menutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Contoh:
                 Kata Tono, "Saya juga minta satu."
      5.   Menutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Contoh:
                 Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".

11. Tanda petik tunggal (‘…’) adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan untuk menandai ucapan, kutipanfrasa, atau kata. Tanda petik tunggal pada umumnya digunakan untuk :

      1.    Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Contoh:
                 Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
      2.   Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Contoh:
                 feed-back 'balikan'.

12.  Tanda pisah (-) adalah tanda baca yang secara tampilan mirip dengan tanda hubung, tapi lebih panjang dan memiliki fungsi yang berbeda. Ada dua simbol paling umum dari tanda ini, yaitu "–" (bahasa Inggris: en dash yang lebarnya kurang lebih sama dengan huruf kapital "N") dan "—" (bahasa Inggris: em dash yang lebarnya kurang lebih sama dengan huruf kapital "M").

13.  Tanda elipsis (...) adalah tanda baca yang biasanya menandai penghilangan sengaja suatukata atau frasa dari teks aslinya. Tanda ini dapat menunjukkan jeda pada pembicaraan, pikiran yang belum selesai, atau, pada akhir kalimat, penurunan volume menuju kesenyapan (aposiopesis). Simbol untuk tanda elipsis adalah rangkaian tiga tanda titik (...) atau suatu glif yang berupa tiga bintik (…).

14. Tanda kurung siku [ ] adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain. Tanda kurung siku umumnya digunakan untuk :

      1.    Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Contoh:
                 Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
      2.   Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Contoh:
           Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.

15.  Tanda ulang (2) adalah tanda baca yang digunakan dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh. Contoh:

      1. Buku-buku (bukan “buku2”)
      2. Kupu-kupu (bukan “kupu2”

16. Tanda penyingkat (apostrof) (‘) adalah tanda baca yang menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh :
·         Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
·         Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
·         1 Januari '88 ('88 = 1988)

Jumat, 18 Maret 2016

Muhamad Fachri Azhar (1KB08)

Tugas Bahasa Indonesia 1 (Softskill)

        
1.       Mengapa bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia?

Jawab

Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia karena:
·         Bahasa melayu sudah merupakan bahasa perhubungan,  bahasa  perdagangan, dan lingua franca (“bahasa pengantar” atau “bahasa pergaulan” di suatu tempat di mana terdapat penutur bahasa yang berbeda-beda) di Indonesia.
·         Sistem bahasa melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa seperti dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa seperti dalam bahasa jawa (ngoko,kromo).
·         Suku jawa, suku sunda, dan suku-suku yang lain dengan suka rela menerima bahasa melayu sebagai bahasa Nasioanal.
·         Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.


2.       Bagaimana proses terjadinya bahasa Indonesia sampai menjadi bahasa Negara?

Jawab

Proses terjadinya bahasa Indonesia sampai menjadi bahasa Negara adalah sebagai berikut:
·         Bahasa Indonesia secara historis merupakan varian bahasa melayu yang kini juga digunakan di wilayah yang luas meliputi Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, bagian selatan Thailand, bagian selatan Filipina, dan beberapa tempat di Afrika Selatan. Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa persatuan di Indonesia pada 28 Oktober 1928 dalam peristiwa yang disebut Sumpah Pemuda. Sejak saat itu, bahasa melayu yang digunakan di wilayah Indonesia sekarang mulai dinamai Bahasa Indonesia. Namun, secara resmi penyebutan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di Indonesia baru muncul pada 18 Agustus 1945 ketika konstitusi Indonesia diresmikan.


3.       Jelaskan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa lisan!

Jawab

Penjelasan ragam bahas tulis dan ragam bahasa lisan adalah sebagai berikut:
Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.  Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya  Memerlukan kehadiran orang lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, Terikat ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa lisan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:
·         Dapat disesuaikan dengan situasi.
·         Faktor  efisiensi.
·         Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsur lain berupa tekan dan gerak anggota badan agar pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
·         Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
·         Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
·         Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.

Sedangkan kelemahan ragam bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:
·         Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
·         Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
·         Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik.
·         Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak formal.

          Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut:
a. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Sama halnya dengan ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari ragam bahasa tulis diantaranya:
—  Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.

—  Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.

—  Sebagai sarana memperkaya kosakata.

—  Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.

Sedangkan kelemahan dari ragam bahasa tulis siantaranya sebagai berikut:
—  Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.

—  Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.

—  Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.

Berdasarkan beberapa ciri serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh ragam bahasa lisan maupun tulis, berikut ini dapat kita tarik beberapa perbedaan diantara kedua ragam bahasa tersebut.
  • Bahasa lisan didukung isyarat paralinguistik.
  • Bahasa tulis dapat menyimpan informasi tanpa bergantung pada ruang dan waktu.
  • Bahasa tulis dapat memindahkan bahasa dari bentuk oral ke bentuk visual, memungkinkan kata-kata lepas dari konteks aslinya.
  • Sintaksis bahasa lisan kurang terstruktur dibandingkan dengan sintaksis bahasa tulis.
  • Bahasa tulis banyak mengandung penanda metalingual yang menghubungkan antara frasa-klausa.
  • Struktur bahasa tulis umumnya subjek-predikat, bahasa lisan memiliki struktur ‘topik sebutan’ (topic-comment) (Givon).
  • Bahasa lisan jarang menggunakan konstruksi pasif.
  • Bahasa lisan sering mengulangi bentuk sintaksis.
  • Bahasa lisan dapat diperhalus sambil terus berbicara.


PUSTAKA ACUAN
Syamsuddin AR. 1992. Studi Wacana. 1992. Bandung: Mimbar Bahasa dan Seni.


4.       Apa maksud dari slogan “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar”?
Jawab
Yang dimaksud dari slogan “gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar” adalah:
·         Bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakainya
·         Bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten.